Rangkuman materi Bimbingan Dan Konseling

 
selamat malam teman-teman semua khususnya teman-teman dari unnes yang besok adalah hari pertama UAS semester ganjil. bagi kalian mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Bimbingan dan Konseling berikut saya telah merangkum materi yang disusun sesuai daftar isi di buku MKU UMUM UNNES. selamat belajar dan semoga bermanfaat! jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini ya

A.      Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah suatu pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

B.      Pengertian Konseling
Suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara penyuluh dengan klien yang berisi usaha yang laras unik dan manusiawi yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku, agar klien memenuhi konsep dii dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin pada masa yang akan dating.

C.      Perbedaan Bimbingan dan Konseling
-          Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam kehidupannya. Sedangkan konseling merupakan hubungan antara seorang penolong yang terlatih dan seorang yang mencari pertolongan, dimana keterampilan si penolong dan situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh (Bimo Walgito)
-          Bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Sedangkan konseling merupakan suatu pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya seara lebih efektif dengan dirinya sendiri dan lingkungan (Daniel Mc)
-          Perbedaan antara bimbingan dan konseling terletak pada segi isi kegiatan dan tenaga yang menyelenggarakan. Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut paut dengan usaha pemberian informasi dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa dan lebih menekankan pada fungsi pencegahan, sedangkan konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara dua orang manusia yanitu antara konselor dan klien. Dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali kelas, kepala sekolah, orang dewasa lainnya. Namun, konseling hanya dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan kata lain, konseling merupakan bentuk khusus bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara individu.

D.      Persamaan BImbingan dan Konseling
Persamaan antara bimbingan dan konseling terletak pada tujuan yang hendak dicapai yaitu sama-sama diterapkan dalam program persekolahan, sama-sama berusaha untuk memandirikan individu, dan sama-sama mengikuti norma-noma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu diselenggarakan.

E.       Keunikan dan Keterkaitan antara Pelayanan Guru dan Konselor
Dimensi
Guru
Konselor
1. Wilayah Gerak
Khususnya Sistem Pendidikan Formal
Khususnya Sistem Pendidikan Formal
2. Tujuan Umum
Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional
Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional
3. Konteks Tugas
Pembelajaran yang mendidik melalui mata pelajaran dengan skenario guru-murid
Pelayanan yang memandirikan dengan skenario konseli-konselor
3.1 Fokus Kegiatan
Pengembangan kemampuan penguasaan bidang studi dan masalah-masalahnya
Pengembangan potensi diri bidang pribadi, sosial, belajar, karier, dan masalah-masalahnya
3.2 Hubungan Kerja
Alih tangan (referal)
Alih tangan (referal)
4. Target Intervensi
4.1 Individual
Minim
Utama
4.2 Kelompok
Pilihan Strategis
Pilihan Strategis
5.2 Klasikal
Utama
Minim
5. Ekspektasi Kinerja
5.1 Ukuran Keberhasilan
Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan
Lebih Bersifat Kuantitaif
Kemandirian dalam kehidupan
Lebih bersifat kualitatif yang unsur-unsurnya saling terkait
5.2 Pendekatan Umum
Pemanfaatan Instructional Effects & Nurturant Effects melalui pembelajaran yang mendidik
Pengenalan diri dan lingkungan oleh konseli dalam rangka pengentasan masalah pribadi, sosial, belajar dan karier. Skenario tindakan merupakan hasil transaksi yang merupakan keputusan konseli
5.3 Perencanaan tindak intervensi
Kebutuhan belajar ditetapkan terlebih dahulu untuk ditawarkan kepada peserta didik
Kebutuhan pengembangan diri ditetapkan dalam proses transaksional oleh konseli, difasilitasi oleh konselor
5.4 Pelaksanaan tindak intervensi
Penyesuaian proses berdasarkan respons ideosinkretik peserta didik yang lebih terstruktur
Penyesuaian proses berdasarkan respons ideosinkretik konseli dalam transaksi makna yang lebih lentur dan terbuka

F.       Bidang-bidang pelayanan di sekolah
Terdapat empat bidang bimbingan dan konseling yang menjadi ruang lingkup pelayanan, yaitu :
1.       Bidang Pengembangan kehidupan pribadi :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
2.       Bidang Pengembangan kehidupan sosial :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3.       Bidang Pengembangan kemampuan belajar,
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
4.       Bidang Pengembangan karir :
yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

G.     Latar Belakang perlunya BK
Latar belakang sosial budaya perlunya BImbingan dan Konseling
Individu merupakan biopsikososiospiritual, yang artinya bahwa individu makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Setiap anak sejak lahir tidak hanya mampu memenuhi tuntutan biologisnya,tetapi juga tuntutan budaya itu dilakukan agar segala dampak modernisasi dapat di filter oleh individu tersebut secara otomatis, serta individu diharapkan dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan budaya yang sudah ada, agar dapat diterima dengan baik oleh lingkungan tersebut. Untuk mengembangkan semua kemampuan penyesuaian tersebut, sangat diperlukan sebuah bimbingan.

Latar Belakang Psikologis perlunya BImbingan dan Konseling
Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan lingkungannya. Di samping itu peserta didik senantiasa mengalami berbagai perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses perkembangan tidak selalu berlangsung secara linier ( sesuai dengan arah yang diharapkan atau norma yang dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktiatif dan bahkan terjadi stagnasi atau diskontinuitas perkembangan.
Latar belakang dari segi psikolgis menyangkut masalah perkembangan individu, perbedaan individu, kebutuhan individu penyesuaian diri serta masalah belajar.

Latar Belakang Paedagogis perlunya BImbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling diperlukan untuk mengembangkan pendidikan yang bersifat meninggi, meluas dan mendalam. Meninggi artinya membantu membimbing individu memilih jenjang pendidikan yang lebih tepat, karena semakin bertambahnya kesempatan dan kemungkinan untuk mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Serta sangat diperlukan untuk membuat individu lebih mandiri dan berkembang secara optimal dalam berbagai bimbingan, seperti bimbingan pribadi, sosial, belajar dan bimbingan karir melalui berbagai jenis kegiatan bimbingan, sehingga pendidikan dapat berjalan dengan lancar dengan adanya bimbingan dan konseling.
Arah meluas tampak dalam pembagian sekolah dalam berbagai jurusan khusus dan sekolah kejuruan. Hal ini menimbulkan kebutuhan akan bimbingan untuk memilih jurusan yang khusus dan memilih bidang studi yang tepat bagi setiap murid. Arah mendalam tampak dalam berkembangnya ruang lingkup dan keragaman disertai dengan pertumbuhan tingkat kerumitan dalam tiap bidang studi. Hal ini menimbulkan masalah bagi murid untuk mendalami tiap bidang studi dengan tekun. Perkembangan kearah ini bersangkut paut pula dengan kemampuan dan sikap serta minat murid terhadap bidang studi tertentu.

H.      Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
Bidang-bidang utama pendidikan :
1.       Bidang administrasi dan kepemimpinan
2.       Bidang instruksional dan kurikuler
3.       Bidang Pembinaan siswa (Bimbingan dan Konseling)
Bidang ini terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada peserta didik(siswa) dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya. Personel yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan bidang ini adalah guru pembimbing atau konselor.
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan khususnya pada tatanan persekolahan, layanan bimbingan dan konseling mempunyai posisi dan peran yang cukup penting dan strategis. Bimbingan dan konseling berperan untuk memberikan layanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal melalui proses pembelajaran secara efekif.

I.        Tujuan Umum BK
Prayitno dan erman amti (2004:114) mengemukakan bahwa:
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilkinya (kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada(latar belakang keluarga, pendidikan,status sosial dan ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang memiliki wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.

J.        Tujuan Khusus BK
a.       Membantu murid-murid untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta kesempatan yang ada.
b.      Membantu proses sosialisasi dan sensitivitas kepada kebutuhan orang lain.
c.       Membantu murid-murid untuk mengembangkan motif-motif instristik dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti dan bertujuan.
d.      Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.

K.      Asas-asas bimbingan dan konseling
Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan yang diterapkan dan diingat adalah sebagai berikut :
1.       Asas kerahasiaan
Masalah yang dihadapi oleh seorang siswa tidak akan diberitahukan kepada orang lain yang tidak berkepentingan. Kerahasiaan merupakan asas kunci dalam bimbingan dan konseling.
2.       Asas kesukarelaan
Dalam memahami pengertian bimbingan dan konseling telah dikemukakan bahwa bimbingan merupakan proses individu. Perkataan membantu disini mengandung arti bahwa bimbingan bukan meruapakan suatu paksaan. Oleh karena itu dalam kegiatan bimbingan dan konseling diperlukan adanya kerja sama yang demokratis antar guru pembimbing dan kliennya.
3.       Asas keterbukaan
Dengan adanya keterbukaan ini dapat ditumbuhkan kecenderungan pada klien untuk membuka kedok hidupnya yang menjadi penghalang bagi perkembangan psikisnya.
4.       Asas kekinian
Pada umumnya pelayanan bimbingan dan konseling bertitik tolak dari masalah yang dirasakan klien saat sekarang atau kini.
5.       Asas kemandirian
Petugas hendaklah menghidupkan kemandirian pada diri orang yang dibimbing, jangan hendaknya orang yang dibimbing itu menjadi tergantung pada orang lain, khususnya pada pembimbing.
6.       Asas kegiatan
Konselor hendaknya menimbulkan suasana yang mana individu yang dibimbing itu mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud.
7.       Asas kedinamisan
Upaya layanan bp menghendaki terjadinya perubahan pada diri individu yang dibimbing, yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik. Perubahan yang selalu menuju kesesuatu pembaruan, sesuatu yang lebih maju.
8.       Asas keterpaduan
9.       Asas kenormatifan
10.   Asas keahlian
11.   Asas alih tangan
12.   Asas tut wuri handayani
Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antar pembimbing dan yang dibimbing.

L.       FUngsi BK
Fungsi Pemahaman BK
Membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, norma agama). Konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

Fungsi Pencegahan BK
Fungsi BK yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses perkembangannya.

Fungsi Pengentasan BK
Fungsi BK yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami peserta didik.

Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi BK yang menghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan bekelanjutan.

Fungsi Advokasi
Fungsi BK yang menghasilkan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran atas hak-hak dan atau kepentingan pendidikan.

M.    Prinsip umum BK
1.       Bimbingan berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu yang terbentuk dari kepribadian yang berbagai macam
2.       Pemberian bimbingan yang tepat dan sesuai pada individu yang bersangkutan
3.       Berpusat pada individu yang dibimbing
4.       Masalah yang tak dapat diselesaikan di sekola, diserahkan kepada yang berwenang
5.       Identifikasi kebutuhan
6.       Fleksibel
7.       Bimbingan dipimpin oleh ahli dalam bimbingan dan bekerja sama dengan pembantunya serta menggunakan narasumber
8.       Evaluasi rutin terhadap program bimbingan

N.     Prinsip khusus BK
a.       Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan:
1.       Non diskriminasi
2.       Individu dinamis dan unik
3.       Tahap dan aspek perkembangan individu
4.       Perbedaan individual
b.      Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu
1.       Kondisi mental individu terhadap lingkungan sosialnya
2.       Kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.
c.       Prinsip berkenaan dengan program layanan
1.       Bagian integral pendidikan
2.       Fleksibel dan adaptif
3.       Berkelanjutan
4.       Penilaian teratur dan terarah
d.      Prinsip berkenaan dengan tujuan pelaksanaan pelayanan
1.       Pengembangan individu agar mandiri
2.       Keputusan sukarela
3.       Ditangani oleh professional dan kompeten
4.       Kerjasama antar pihak terkait
5.       Pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian/pengukuran

O.     Model-model dan pola BK
a.       Model
1.       Frank Parson, Menciptakan istilah Vocational Guidance yang menekankan ragam jabatan bimbingan dengan menganalisis diri sendiri, analisis terhadap bidang pekerjaan, serta memadukan keduanya dengan berfikir rasional dan mengutamakan komponen bimbingan pengumpulan data serta wawancara konseling.
2.       William M. Proctor, (1925), Mengembangkan model bimbingan mengenalkan dua fungsi yaitu fungsi penyaluran dan fungsi penyesuaian menyangkut bantuan yang diberikan kepada siswa dalam memilih program studi, aktivitas ekstra-kurikuler, bentuk rekreasi, jalur persiapan memegang sesuai dengan kemampuan, bakat, minat dan cita-cita siswa.
3.       John M. Brewer, (1932), Mengembangkan ragam bimbingan seperti bimbingan belajar, bimbingan rekreasi, bimbingan kesehatan, bimbingan moral dan bimbingan perkembangan. Model ini tidak hanya mengenai bimbingan jabatan saja.
4.       Donal G. Patterson, (1938), Dalam konseling yang dikenal dengan metode klinis menekankan perlunya menggunakan teknik-teknik untuk mengenai konseli dengan menggunakan tes psikologis dan studi diagnostik.
5.       Wilson Little dan AL. Champman, (1955), Menekankan perlunya memberikan bantuan kepada semua siswa dalam aspek perkembangan siswa dalam bidang studi akademik dalam mempersiapkan diri memangku suatu jabatan dan dalam mengolah pengalaman batin serta pergaulan sosial. Model ini memanfaatkan bentuk pelayanan individual dan kelompok, mengutamakan sifat bimbingan preventif clan preservative clan melayani bimbingan belajar, jabatan clan bimbingan pribadi.

P.      POLA-POLA BIMBINGAN
Menurut hasil analisis Edward C. Glanz, (1964) dalam sejarah perkembangan pelayanan bimbingan di institusi pendidikan muncul empat pola dasar yang diberi nama:
a.       Pola Generalis
Bahwa corak pendidikan dalam suatu institusi pendidikan berpengaruh terhadap kuantitas usaha belajar siswa, dan seluruh staf pendidik dapat menyumbang pada perkembangan kepribadian masing-masing siswa. Ujung pelayanan bimbingan dilihat sebagai program yang kontinyu dan bersambungan yang ditujukan kepada semua siswa. Pada akhirnya bimbingan hanya dianggap perlupada saat-saat tertentu saja.
b.      Pola Spesialis
Bahwa pwlayanan bimbingan di institusi pendidikan harus ditangani oleh ahli-ahli bimbingan yang masing-masing berkemampuan khusus dalam cara pelayanan bimbingan tertentu seperti testing psikologis, bimbingan karir, dan bimbingan konseling.
c.       Pola Kurikuler
Bahwa kegiatan bimbingan di institusi pendidikan diusulkan dimasukkan dalam kurikulum pengajaran dalam bentuk pengajaran khusus dalam rangka suatu kursus bimbingan. Segi positif dari pola dasar ini ialah hubungan langsung terlibat dalam seluk-beluk pengajaran, segi negatifnya terletak dalam kenyataan bahwa kemajuan dalam pemahaman diri dan perkembangan kepribadian tidak dapat diukur melalui suatu tes hasil belajar seperti terjadi di bidang-bidang studi akademik
d.      Pola Relasi-relasi Manusia dan Kesehatan Mental
Bahwa orang akan lebih hidup bahagia bila dapat menjaga kesehatan mentalnya dan membina hubungan baik dengan orang lain. Segi positif pola dasar ini adalah peningkatan kerja sama antara anggota-anggota staf pendidik di institusi pendidikan dan integrasi sosial di antara peserta didik dengan staf pendidik.

Q.     POLA UMUM 17
Pola dasar bimbingan dan konseling yang saat ini dilaksanakan di lingkungan pendidikan tingkat SMP dan SMA digambarkan dalam matriks di bawah ini:
NO
PENGETAHUAN WAWASAN  BK
BIDANG BIMBINGAN
JENIS LAYANAN
KEGIATAN PENDUKUNG
1.
Konsep Dasar BK
Bimb. Pribadi
Layanan Orientasi
Instrumentasi
2.
Fungsi BK
Bimb. Sosial
Layanan Informasi
Himpunan Data
3.
Landasan BK
Bimb. Belajar
Layanan Penempatan
Konferensi Kasus
4.
Asas Bk
Bimb. Karier
Layanan Pembelajaran
Kunjungan Rumah
5.
Prinsip-prinsip BK
Layanan Konseling Perorangan
Alih Tangan
6.
Layanan Bimbingan Kelompok
7.
Layanan Konseling Kelompok

R.      Komponen Program Bimbingan dan Konseling
1.       Pelayanan Dasar
Pengertian
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Pelayanan ini bertujuan untuk membantu semua konseli agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya.
2.       Pelayanan Responsif
Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, Tujuan pelayanan responsif adalah membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
3.       Pelayanan Perencanaan Individual
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan desempatan yang tersedia di lingkungannya. Perencanaan individual bertujuan untuk membantu konseli, agar: (1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya; (2) mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karier; dan (3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.
4.       Dukungan Sistem
Ketiga komponen di atas merupakan pemberian bimbingan dan konseling kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.

S.       Jenis-jenis masalah siswa di berbagai tingkat sekolah
1.       Pengertian dan ciri –ciri masalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia masalah berarti persoalan yang harus diselesaikan. Masalah yang menimpa seseorang jika tidak segera dicari atau diselesaikan maka masalah tersebut akan berkembang dan hal ini berimplikasi terhadap kehidupannya dan orang lain. Menurut Prayitno (1985) ciri-ciri masalah adalah:
a.       Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya.
b.      Menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan orang lain.
c.       Ingin atau perlu dihilangkan.

T.       Pengertian manajemen BK
manajemen bimbingan dan konseling diartikan sebagai proses mengadakan, mengatur, dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dianggap penting guna mencapai suatu tujuan layanan bimbingan dan konseling.

U.     Perencanaan Program BK
Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program yang sistematis agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan dengan kegiatan pada bidang-bidang lain. Adapun program yang yang sistematis selalu mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
·         Program bimbingan dan konseling dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.
·         Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.
·         Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit (operasional) dan menunanng pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan konseling.
·         Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah/
Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
·         Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program




8 komentar: